LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI
DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN
DISUSUN
OLEH :
NAMA : NI LUH ENIK SUMARTINI
NIM :
16150027
KELAS : A13.1
PRODI
D III KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AJARAN 2016/2017
LAPORAN PRAKTIKUM 1
BIODAS DAN BIOPER
I.
Tanggal : 4 Oktober 2016
II.
Judul : Menentukan kalor yang
hilang dalam proses pertukaran kalor
III.
Tujuan :
1. Mahasiswa
dapat menentukan jumlah kalor yang hilang dalam proses pertukaran kalor anttar
air yang bersuhu tinggi dan air yang bersuhu rendah.
2. Mahasiswa
dapat menentukan factor – factor yang mempengaruhi besarnya kalor yang hilang.
IV.
Alat
dan Bahan
1. Beaker
glass 250 ml , 2 buah.
2. Pemanas
air (Bunsen)
3. Termometer
batang
4. Timbangan
V.
Dasar
Teori
Jika 2
sistem yang berbeda suhunya bersentuhan, maka sistem yang suhunya lebih tinggi
akan melepaskan kalor dan system yang suhunya lebih rendah akan menyerap kalor.
Karena melepaskan kalor maka system yang suhunya lebih tinggi akan turun
suhunya. Sebaliknya system yang suhunya lebih rendah akan naik suhunya. Pada
suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal, dan suhu kedua system menjadi
sama.
Menurut
hukum kekekalan energi, kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diserap.
Dalam kasus kedua system adalah system terbuka, maka sebagian kalor diserap
oleh lingkungan. Kalor ini sering dianggap kalor yang hilang.
Misalnya
bejana 1 berisi air dengan massa m1 dan suhu awal t1.
Bejana 2 berisi air dengan massa m2 dan suhu awal t2.
Diketahui t2 lebih besar dari t1. Kalor jenis air adalah
1 kal/gram0C. Setelah tercapai kesetimbangan termal, suhu campuran
menjadi tc. Kalor yang dilepas bertanda negative dan kalor yang
diserap bertanda positif. Menurut Azas Black :
Kalor
yang dilepas = kalor yang diserap
-m2 x
c x (tc – t1) = m1 x c x (tc – t1)
+ kalor yang hilang.
Kerena besaran – besaran yang lain diketahui
nilainya kecuali besaran kalor yang hilang, maka besarnya kalor yang hilang
dapat ditentukan.
Untuk mengurangi jumlah kalor yang hilang, maka
bejana tempat pencampuran dapat diberi bahan yang tidak mudah menyerap kalor,
atau tidak mdah menghantar kalor ke lingkungan.
VI.
Prosedur
Percobaan
1. Isi
air dalam 2 bejana, masing – masing ±
100 ml.
2. Ukur
volume air dalam masing – masing bejana.
3. Hitung
massa air dalam masing – masing bajana
4. Panaskan
air dalan salah satu bejana.
5. Ukur
suhu air dalam masing – masing bejana.
6. Campurkan
air ke dalam salah satu bejana.
7. Biarkan
beberapa saat sampai suhu campuran air itu konstan.
8. Ukur
suhu campuran air itu.
9. Catat
data yang diperoleh.
VII.
Data
Beakerglass kosong (bk)
1. bk1:
203,43 gram
2. bk2:
204,47 gram
Volume air panas : 200 ml
Volume air dingin : 100 ml
Beakerglass Isi (bi)
1. bi1:
384,009 gram
2. bi2
: 289,48 gram
mp : 180,58
md : 85,01
Suhu Air Dingin (td) : 280C
Suhu Air Panas (tp) : 800C
Suhu Campuran (tc) : 54
Dtp
: 260C
Dtd
: 260C
VIII.
Analisis
Data
mp = bi1 – bk1
mp = 384,009 - 203,43 = 180,58
md = bi2 – bk2
md = 289,48 - 204,47 = 85,01
Dtp = tp – tc
Dtp
= 800C – 540C = 260C
Dtd = tc – td
Dtd = 540C – 280C
= 260C
Rumus :
mp x Cp x Dtp
= md x Cd x Dtd + Qhilang
180,58 x 1 x 26 = 85,01 x 1 x 26 +
Qhilang
4.695,08 = 2.210,26 + Qhilang
Qhilang = 4.694,08 – 2.210,26
= 2.483,82 Kalori
IX.
Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa air bersuhu dingin yang dicampurkan dengan air bersuhu panas akan menghasilkan
hasil yang berbeda dan akan ada kalor yang hilang, untuk mencari kalor tersebut
dapat mengunakan rumus Azas Black .
X.
Aplikasi
Medis
Alur Perjalanan Energi Panas Dalam tubuh :
1.
Jika energi panas mengenai salah satu bagian tubuh, maka suhu pada
bagian tesebut akan meningkat
2.
Kemudian melalui bagian tubuh tersebut, energi panas akan
melakukan penetrasi ke dalam jaringan kulit dan menghilang ke jaringan tubuh
yang lebih dalam berupa panas
3.
Panas tersebut kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara
konveksi, malalui cairan tubuh
A.
Pada metoda KONDUKSI pemindahan energi panas bergantung pada:
·
Luas daerah kontak
·
Perbedaan suhu
·
Lama melakukan kontak
·
Material konduksi panas
B.
Metode RADIASI :
·
Dipegunakan untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan
sinar matahari atau nyala api
·
Sumber radiasi dapat berasal dari : electric fire, infra merah dll
·
Metode radiasi biasanya lebih efektif daripada metode konduksi
karena penetrasi jaringan lebih dalam
C.
Metode GELOMBANG ULTRASONIK
·
Panas dibangkitkan dai gelombang bunyi pada frekwensi 1 MHz
·
Penggunaan lebih efektif pada tulang karena tulang lebih banyak
menyerap panas
·
Dipergunakan juga untuk diagnostic
XI.
Daftar Pustaka
Yogyakarta,
9 Oktober 2016
Dosen Pembimbing Praktikum
Pak Domi Ni
Luh Enik Sumartini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar