Kata
Pengantar
Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang
berjudul tentang Pengambilan Resiko Usaha beserta arti-artinya dengan harapan
kita sebagai manusia dapat mengetahui, serta memahami bagaimana cara
pengambilan resiko dalam berusaha dan juga pentingnya bagi orang lain. Akhir
kata, kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik
maupun saran diharapkan dapat diberikan kepada pembaca untuk lebih
menyempurnakan makalah ini semoga ada manfaatnya. Terima kasih.
Daftar Isi
Kata pengantar………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………….
I.
PENDAHULUAN :
a. Latar belakang …………………………………………………….
b. Rumusan Masalah………………………………………………….
c. Tujuan
Penulisan…………………………………………………..
II.
PEMBAHASAN :
a. Mendeskripsikan pengertian resiko
usaha…………………………
b. Mengidentifikasi resiko sesuai
dengan macam-macam resiko……
c. Mengidentifikasi ciri-ciri wirausaha
dalam mengmbil resiko…….
d. Mengidentifikasi kemampuan wirausaha
dalam mengambil usaha.
III.
PENUTUPAN
a. Kesimpulan………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Banyak orang berpendapat, bahwa
salah satu ciri entrepreneur yaitu berani
mengambil resiko. Resiko keluar dari zona kenyamanan yang didapat selama ini,
dan masuk kedalam zona baru yang penuh dengan ketidakpastian. Namun yang perlu
digaris bawahi adalah seorang entrepreneur sukses bukanlah orang yang berani
mengambil resiko saja. Tapi mereka juga harus bisa mengelola segala resiko
menjadi sebuah peluang baru yang menguntungkan.
Untuk memulai usaha memang tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan keberanian dan strategi bisnis
yang matang, sebelum akhirnya masuk kezona yang serba belum pasti ini. Semua
peluang bisnis memang memiliki resiko, walaupun tingkat resiko yang dimiliki
berbeda-beda. Ada usaha yang beresiko besar ada pula yang resikonya hanya
kecil, namun bukan berarti resiko-resiko tersebut tidak bisa diatasi dan
diminimalisir.
b.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian resiko usaha ?
2. Apa sajakah macam-macam resiko usaha
?
3. Bagaimana ciri-ciri wirausaha dalam
pengambilan resiko ?
4. Bagaimana kemampuan wirausaha dalam
pengambilan usaha ?
c.
Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian resiko usaha.
2. Menjelaskan macam-macam resiko
usaha.
3. Menjelaskan ciri-ciri wirausaha
dalam pengambilan resiko.
4. Menjelaskan kemampuan wirausaha
dalam pengambilan usaha.
II
PEMBAHASAN
a.
Pengertian resiko usaha
Risiko adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak terduga dan tidak
diharapkan.
Pendapat lain mengatakan bahwa risiko adalah kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluang usaha. Bentuk risiko usaha itu dapat berupa kerugian financial dan pengalaman buruk. Dari risiko usaha ini seorang wirausahawan dapat memperbaiki diri dengan cara belajar lagi dengan cara-cara baru, gigih, ulet dan kerja keras agar dapat meraih keberhasilan. Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali dapat diramalkan dengan hasil yang sempurna. Pada umumnya terjadi penyimpangan, biarpun kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang diambil menggunakan criteria peluang (decision under risk) atau criteria ketidakpastian (decision under uncertainly). Pada umumnya untuk risiko menghitung dipakai nilai yang diperkirakan (expected value) atau angka penyimpangan (variance).
Bagi seorang wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi karyawan.
Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi diri sebagai wirausaha. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian untuk masa depan dan keinginan hidup di masa sekarang. Sebagai seorang wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan usaha di masa yang akan datang merupakan hasil keuntungan peluang usaha masa sekarang dan dalam pengambilan risiko untuk mencapai tujuan usaha atau bisnis.
Jika dalam berwirausaha tidak bersedia mengambil risiko, maka mereka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat berwirausaha dan semangat kewirausahaan.
Pendapat lain mengatakan bahwa risiko adalah kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluang usaha. Bentuk risiko usaha itu dapat berupa kerugian financial dan pengalaman buruk. Dari risiko usaha ini seorang wirausahawan dapat memperbaiki diri dengan cara belajar lagi dengan cara-cara baru, gigih, ulet dan kerja keras agar dapat meraih keberhasilan. Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali dapat diramalkan dengan hasil yang sempurna. Pada umumnya terjadi penyimpangan, biarpun kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang diambil menggunakan criteria peluang (decision under risk) atau criteria ketidakpastian (decision under uncertainly). Pada umumnya untuk risiko menghitung dipakai nilai yang diperkirakan (expected value) atau angka penyimpangan (variance).
Bagi seorang wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi karyawan.
Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi diri sebagai wirausaha. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian untuk masa depan dan keinginan hidup di masa sekarang. Sebagai seorang wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan usaha di masa yang akan datang merupakan hasil keuntungan peluang usaha masa sekarang dan dalam pengambilan risiko untuk mencapai tujuan usaha atau bisnis.
Jika dalam berwirausaha tidak bersedia mengambil risiko, maka mereka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat berwirausaha dan semangat kewirausahaan.
b.
Pengertian resiko usaha menurut para ahli
-
Arthur Williams dan Richard, M. H.
”Resiko adalah suatu
variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu”
-
A. Abas Salim
”Resiko adalah
ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian
(loss)”
-
Soekarto
”Resiko adalah
ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa”
-
Herman Darmawi
”Resiko adalah
probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang diharapkan”.
-
Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S.
”Suatu kondisi yang
timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan
yang mungkin terjadi disebut resiko”
-
Sri Redjeki Hartono
”Resiko adalah suatu
ketidakpastian di masa yang akan datang tentang kerugian”
-
Subekti
"Resiko kewajiban
memikul kerugian yang disebabkan karena sutau kejadian di luar kesalahan salah
satu pihak”
-
Ahli Statistik
Resiko adalah derajat
penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik
rata-rata.
c.
Macam- macam resiko usaha
1. Risiko Teknis
(Kerugian)
Risiko ini terjadi akibat kurang mampunya manajer atau wirausaha dalam mengambil keputusan risiko yang sering terjadi berhubungan dengan :
Risiko ini terjadi akibat kurang mampunya manajer atau wirausaha dalam mengambil keputusan risiko yang sering terjadi berhubungan dengan :
a) Biaya produksi yang tinggi (inefisien).
b) Risiko karena adanya pemogokan karyawannya, akibat
kesejahteraan kurang diperhatikan.
c) Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang (tenaga
kerja banyak).
d) Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang
kecermatan.
e) Terjadi pencurian atau penipuan karena pengawasan
yang kurang baik.
f) Terus menerus mengalami kerugian karena biaya yang
terus membengkak serta harga jual tidak berubah.
g) Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga
produktivitas kerja menurun.
h) Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit
dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan
perusahaan.
i) Risiko karena tidak dipercaya oleh perbankan akibat
terjadi kredit macet di dalam perusahaan.
Untuk mengantisipasi ini dapat ditempuh berbagai
upaya, sebagai berikut :
a) Manajer atau
wirausaha menambah tentang pengetahuan tentang wirausaha.
1. Keterampilan teknis (technological skill), terutama
yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan memakai
metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien).
2. Kemampuan mengorganisasi (organizational skill),
yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor produksi dalam usaha, mencakup
sumber daya modal.
3. Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu
kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan
serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pemimpin
dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptual skill).
b) Membuat
strategi yang terarah untuk masa depan
Strategi yang dimaksud meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia, Strategi operasional, Strategi pemasaran dan Strategi penelitian dan pengembangan.
Tujuan dari Strategi ini adalah :
Strategi yang dimaksud meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia, Strategi operasional, Strategi pemasaran dan Strategi penelitian dan pengembangan.
Tujuan dari Strategi ini adalah :
§ untuk tetap memperoleh keuntungan
§ hari depan
lebih baik dari sekarang (usaha berkembang),
§ dan tetap bertahan (survive).
c) Mengalihkan
kerugian pada perusahaan asuransi
Dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan pengeluaran tetap.
Contoh : asuransi kebakaran dan asuransi tenaga kerja
Dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan pengeluaran tetap.
Contoh : asuransi kebakaran dan asuransi tenaga kerja
2. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasar.Produk telah menjadi kuno (absolensence) akibat penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias gulung tikar.
Risiko pasar yang lain adalah persaingan. Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan, selalu diamati oleh perusahaan lain (pesaing).Oleh karena itu para bisnis tidak boleh lengah terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berkembang agar tidak berakibat yang fatal karena tindakan para pesaing.
Hal-hal yang merupakan risiko bagi para bisnis yang mengakibatkan barang tidak laku dijual antara lain :
Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasar.Produk telah menjadi kuno (absolensence) akibat penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias gulung tikar.
Risiko pasar yang lain adalah persaingan. Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan, selalu diamati oleh perusahaan lain (pesaing).Oleh karena itu para bisnis tidak boleh lengah terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berkembang agar tidak berakibat yang fatal karena tindakan para pesaing.
Hal-hal yang merupakan risiko bagi para bisnis yang mengakibatkan barang tidak laku dijual antara lain :
o adanya perkembangan teknologi,
o adanya tindakan atau peraturan baru dari yang
berwajib,
o adanya
hubungan intern sehingga terjadi pencurian, kecelakaan dan kebakaran.
Upaya yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi risiko ini adalah sebagai berikut :
Upaya yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi risiko ini adalah sebagai berikut :
o Mengadakan
inovasi (product inovation), yaitu membuat desain baru dari produk yang
disenangi calon pembeli.
o Mengadakan penelitian pasar (market research) dan
memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan. Biasanya cara ini
memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk perusahaan besar.
3. Risiko Kredit
Adalah risiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disetujui.Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian, atau debitur meminjam uang untuk sebuah usaha tetapi usahanya gagal, akibat timbulnya kredit macet.
Upaya mengantisipasi risiko ini dapat ditempuh melalui :
Adalah risiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disetujui.Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian, atau debitur meminjam uang untuk sebuah usaha tetapi usahanya gagal, akibat timbulnya kredit macet.
Upaya mengantisipasi risiko ini dapat ditempuh melalui :
a.
Jangan memberikan kredit kepada sembarang orang, tetapi berikan kredit
pada orang yang tepat (bonafit) atau memenuhi syarat sebagai berikut :
1.
Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasinya telah diketahui.
2.
Kemampuan untuk membayar (capacity), hal ini dapat dilihat dari
kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.
3.
Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga
merupakan net personal asset.
4.
Keadaan usahanya selama ini
(condutions) apakah menunjukkan tren naik mendatar atau menurun.
b.
Jangan memberikan pinjaman terlalu besar dan mengevaluasi kredibilitas
debitor.
c.
Memperhatikan pengelolaan dana debitor jika yang bersangkutan memiliki
perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba/rugi
tahunan dan aliran dana setiap tahun.
4. Risiko di
Luar Kemampuan Manusia (force mayor)
Risiko ini terjadi di luar kuasa manusia seperti: bencana alam, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, kebanjiran. Karena kemungkinan terjadi sangat kecil risiko ini dianggap tidak ada.Untuk mengalihkan risiko ini dapat memanfaatkan jasa perusahaan asuransi.
Risiko ini terjadi di luar kuasa manusia seperti: bencana alam, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, kebanjiran. Karena kemungkinan terjadi sangat kecil risiko ini dianggap tidak ada.Untuk mengalihkan risiko ini dapat memanfaatkan jasa perusahaan asuransi.
d.
Faktor penyebab resiko usaha :
1. Perubahan meliputi :
a. Lingkungan dan global
b. Tren pasar
c. Sosial dan ekonomi
d. Teknologi
e. Persaingan
f. Budaya
g. Gaya hidup
h. Budaya dan peraturan pemerintah
2. Kesalahan strategi dan perencanaan
3. Keputusan yang tidak tepat sehingga
menimbulkan kejadian diluar rencana
4. Persiapan yang kurang matang
5. Kelengahan pribadi dan penanggung
jawab
e.
Klasifikasi orang dalam menghadapi resiko usaha.
Berdasarkan cara pandang dan
menghadapi resiko setiap wirausaha dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Risk Avoider adalah orang yang tidak
senang menghadapi resiko bahkan cenderung menghindari resiko.
2. Risk calculator adalah orang yang
berani mengambil keputusan bila resiko atau dampaknya bisa dikalkulasikan atau
dihitung berapa tingkat kerugiannya.
3. Risk Taker adalah orang yang berani
namun spekulatif dalam mengambil keputusan dengan mengukur resiko secara
intuitif saja.
4. Risk Manager adalah orang yang
berani dan mampu mengambil keputusan berdasarkan perhitungan tingkat resiko dan
ketidakpastian dengan mengandalkan intuisinya untuk memperoleh keuntungan
bisnis.
f.
Tahap perencanaan resiko
a. Petunjuk mengenai tahap perencanaan
resiko antara lain :
1. Kenali Sumber resiko.
a. Mengidentifikasi sebanyak mungkin
sumber resiko
b. Membentuk tim kerja.
c. Adakan pembahasan dengan sumbang
saran.
d. Pertimbangkan hati-hati susunan tim
yang wajar agar pembahasan lebih efektif
e. Sumber potensial dikelola
f. Carilah seseorang yang terampil
menemukan apa-apa.
2. Hindari resiko
Hal-hal yang dapat mencegah sumber resiko secara potensial
adalah :
a. Pertimbangkan bagaimana potensi
resiko dapat dibicarakan
b. Gunakan tenanga ahli untuk
pembicaraan
c. Carilah pengalaman baru dalam
menangani masalah
d. Pertimbangkan bagaimana resiko dapat
dipindahkan
e. Berilah imbalan kepada para ahli
yang membantu memecahkan maslah yang terajdi dalam perusahaan
3. Kendalikan manajemen
Pengendalian yang baik diperlukan dalam kasus apapun dan
pimpinan bersama staf harus memonitor kemajuan teknik proyek setiap waktu untuk
menemukan masalah, sehingga dapat mengadakan perbaikan.
4. Asuransikan beberapa resiko misalnya
kegagalan pemasok dan kerusakan pada peralatan kritis. Kelayakan produk atau
asuransi jaminan fropesi atau garansi pemerintah yang dapat dipakai untuk
mengurangi financial exposure akibat ulah pelanggan yang ada dinegara lain.
5. Resiko yang tertinggal.
Kemungkinan resiko yang dulu terjadi lagi. Tindakan ini
berupa mengubah ruang lingkup proyek atau memodifikasi sasarannya.
6. Perencanaan scenario.
Teknik ini dilakukan dengan melihat bahaya yang mungkin
terjadi atau scenario alternative dari factor yang menyebabkan ketidakpastian.
Setelah itu lalu merencanakan setiap scenario dilakukan secara mendetail.
g.
Ciri-ciri pengambilan resiko
Ciri
wirausaha berkaitan dengan perilaku pengambilan risiko adalah:
1. pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan.
2. pengambilan
risiko berkaitan dengan pengetahuan realistik mengenai kemampuan kita
3. pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas.
h.
Kemampuan wirausaha dalam mengambil usaha
Para wirausaha mendapat kepuasan dlm melaksanakan
tugas yg sukar dan penuh rintangan.
Pengambilan resiko usaha merupakan hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi sendiri sebagai wirausaha. Pengambilan resiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa yg akan terjadi, perhatian utk masa depan, dan keinginan hidup masa sekarang. Sebagai seorang wirausaha harus sadar akan pertumbuhan usaha pada masa yang akan datang ditentukan oleh adanya keuntungan peluang usaha masa sekarang dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan bisnis.
Jika wirausahawan tdk bersedia mengambil risiko, maka mereka tdk akan pernah dpt mewujudkan bakat berwirausaha dan semangat jiwa kewirausahaan. Apabila suatu keadaan risikonya sudah jelas ada, maka keputusan untuk mengambil risiko sangatlah penting.
Adapun kemampuan didalam memperkecil suatu risiko usaha ditingkatkan oleh :
Pengambilan resiko usaha merupakan hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi sendiri sebagai wirausaha. Pengambilan resiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa yg akan terjadi, perhatian utk masa depan, dan keinginan hidup masa sekarang. Sebagai seorang wirausaha harus sadar akan pertumbuhan usaha pada masa yang akan datang ditentukan oleh adanya keuntungan peluang usaha masa sekarang dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan bisnis.
Jika wirausahawan tdk bersedia mengambil risiko, maka mereka tdk akan pernah dpt mewujudkan bakat berwirausaha dan semangat jiwa kewirausahaan. Apabila suatu keadaan risikonya sudah jelas ada, maka keputusan untuk mengambil risiko sangatlah penting.
Adapun kemampuan didalam memperkecil suatu risiko usaha ditingkatkan oleh :
1. Keyakinan pada diri sendiri untuk sukses.
2. Kemampuan menghadapi situasi risiko menurut tujuan
usaha atau bisnis.
3. Kemampuan untuk menilai risiko secara realistis.
4. Kesediaan untuk mengubah keadaan demi keuntungan
usaha atau bisnis.
Pengambilan dan kemampuan memperkecil risiko usaha
itu adalah perilaku dengan penuh perhitungan dan merupakan suatu keterampilan
seorang wirausaha yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan.
III
PENUTUPAN
a. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengambilan resiko adalah akibat
yang kurang menyenangkan (kerugian). Dalam berusaha pasti ada resiko yang harus
dihadapi. Resiko yang kurang baik tentu bisa mendatangkan berbagai kerugian.
Resiko ada yang terlihat dan bisa diantisipasi. Ada pula resiko yang tidak
terlihat dan bisa diantisipasi namun belum tentu bisa dihindarkan. Resiko yang
besar kadang tidak langsung bisa dihilangkan. Akan tetapi dapat ditekan sekecil
mungkin dan lambat laun bisa diatasi. Resiko yang lebih kecil umumnya yang
lebih cepat dihilangkan. Apapun resikonya sesuatu harus berjalan. Kadang orang
tidak berani memulai sesuatu yang baru karena takut dengan resiko yang
dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar