Kamis, 20 April 2017

Penyakit Sars

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertengahan Maret 2003, WHO menyatakan kewaspadaan global terhadap penyakit SARS (severe acute Respiratory Syndrome). Setelah kasus Sars pertama pada bulan November 2002 di Provinsi Buangdong, Cina, Penyakit ini dalam waktu singkat telah menyebar dari cina daratan ke Hongkong kemudian ke tempat lain di Dunia dalam menimbulkan kepanikan diberbagai tempat. WHO melaporkan sampai bulan juli 2003 telahh terjadi 8.442 kasus Sars di 30 Negara dengan 812 kematian. WHO merekomendasikan setiap orang yang menderita demam panas mendadak untuk menunda perjalanan sampai sehat kembali dari Negara terjangkit  seperti Kanada (Toronto), Singapura, Cina (beijing,Buangdong,Hongkong,Shaxi dan Taiwan) serta vietnam (Hanoi).
WHO melaporkan bahwa 30% kasus SARS terjadi pada petugas kesehatan. Penularan sars terjadi karena kontak pada saat merawat penderita. Disamping itu resiko penularan dapat  terjadi pada penderita lain yang sedangkan dirawat di rumah sakit, anggota keluarga serumah, orang yang menjaga penderita maupun tamu penderita.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Penyakit Sars ?
2. Apakah penyebab dari Penyakit Sars ?
3. Bagaimanakah Gejala-gejala dari Penyakit Sars ?
4. Bagaimanakah Penularan dari Penyakit SARS?
5. Bagaimanakah pencegahan dari Penyakit SARS?
6. Bagaimanakah Pengobatan dari Penyakit SARS?
7. Bagaimanakah Diagnosis dari Penyakit SARS ?
8. Dimana sajakah Penyakit SARS Terjangkit dan tingkat kematiannya ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Penyakit SARS.
2. Untuk mengetahui Penyebab dari Penyakit SARS.
3. Untuk mengetahui Gejala-gejala dari Penyakit SARS.
4. Untuk mengetahui Penularan dari Penyakit SARS.
5. Untuk mengetahui pencegahan dari Penyakit SARS.
6. Untuk menngetahui pengibatan dari Penyakit SARS.
7. Untuk mengetahui Diagnosis dari Penyakit SARS.
8. Untuk mengetahui dimana saja terjangkit Penyakit SARS.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penyakit SARS.
SARS sendiri adalah kepanjangan dari Severe Acute Respiratory Syndrome, yakni suatu infeksi saluran pernafasan yang mengancam jiwa pemicunya sendiri adalah coronavirus yang berhubungan dengan SARS. Penyakit ini pertama kali ditemukan di China pada tahun 2002 silam yang kemudian penyebarannya merambat begitu cepat hingga ke Hongkong dan mulai menyebar keberbagai belahan dunia yang menjangkit masyarakat dilebih dari 20 negara.
Tercatat hingga tahun 2003 penyebaran penyakit ini telah menjangkit 8069 jiwa dan 775 jiwa diantaranya meninggal dunia. Para ahli meyakini SARS ini pertama kali berkembang pada tubuh hewan. Hal ini didasarkan pada temuan mereka akan virus yang sama yang ditemukan didalam tubuh musang. Di China sendiri musang ini dikonsumsi sebagai bahan makanan ketika keadaan terdesak. Sementara di Indonesia sendiri sampai dengan 16 Juni 2003 telah ditemukan sebanyak 7 kasus suspect dan 2 kasus probable SARS dari jumlah 112 pasien yang berobat karena khawatir dirinya menderita SARS.
2.2. Penyebab Penyakit SARS
Para ilmuwan kian meyakini bahwa virus dari ras corona ini adalah penyebab SARS. Ilmuwan dari Hongkong mengaku bahwa mereka telah berhasil menunjukan dengan tepat virus corona tersebut setelah mengidentifikasi bagian kecil dari sampel DNA dari pasien yang terjangkit SARS. Selain itu studi yang dibuktikan oleh ilmuwan lain adalah penyakit SARS ini disebabkan oleh virus corona dan paramoxviridae.
Sejatinya kedua macam virus ini telah sejak lama ada, hanya saja gejalanya tidak seganas dan separah seperti saat ini. Coronavirus selama ini dikenal sebagai virus yang menyebabkan penyakit demam flu, diare dan radang paru-paru, sementara virus paramoxyviridae adalah virus penyebab parainfluenza. Kesimpulan sementara yang didapat oleh para ilmuwan mengungkapkan virus penyebab SARS saat ini adalah hadirnya virus baru sebagai hasil dari mutasi coronavirus.
Adapun faktor pemicu ganasnya hasil mutasi virus ini adalah karena lingkungan hidup yang mulai rusak akibat ulah manusia dan kenaikan populasi manusia yang terus meningkat. Sama halnya dengan manusia yang akan berupaya melakukan segala cara untuk dapat bertahan hidup, begitu pula yang terjadi dengan virus ini yang mencoba beradaptasi untuk dapat bertahan hidup sekalipun harus dengan menyerang manusia.
Serupa dengan virus lainnya, coronavirus ini menyebar lewat udara dan masuk melalui saluran pernapasan kemudian bersarang diparu-paru. Jika kehadirannya tidak disadari maka dalam kurun waktu sekitar dua hingga sepuluh hari akan membuat paru-paru menjadi meradang, dan bernafas menjadi kian sulit. Selain melalui udara penularan yang cepat adalah penularan secara langsung, adanya kontak dengan pasien yang terinfeksi SARS seperti mengobrol ataupun bersin akan lebih mudah menyebar karena cairan ludah saat pasien berbicara atau bersin akan langsung masuk ketubuh dan menyebar ditubuh anda. Untuk itu, ada baiknya jaga kontak atau jarak dari pasien yang menderita SARS agar anda tidak ikut terjangkit.

2.3. Gejala Penyakit SARS
Gejala penyakit SARS yang mungkin terjadi biasanya berupa demam dengan suhu badan lebih dari 38 derajat selsius disertai dengan napas yang terasa pendek, batuk kering, sesak napas, otot yang terasa nyeri, hilangnya selera makan, kepala yang terasa sakit, diare dan perasaan yang terus menerus gelisah. Jika penyakit ini sudah terjadi, orang bisa disebut suspect SARS. Namun apabila gangguan ini terjadi setelah menderita gangguan pernapasan maka orang tersebut bisa disebut dengan probable SARS atau bisa diduga menderita SARS.
Lantas apakah ketika suhu tubuh diatas 38 derajat selsius dan sempat melakukan kontak langsung dengan pasien SARS, kemudian secara otomatis divonis terkena SARS? Tidak selalu. Ini baru digolongkan suspect SARS. Untuk menyimpulkan seseorang positif tekena penyakit SARS diperlukan medical checkup oleh dokter, setelah itu barulah bisa diputuskan apakah orang tersebut menderita SARS atau tidak.
Ada beberapa gejala SARS yang bisa dibaca secara medis seperti radang paru-paru, trombosit darah yang terus menurun setelah melakukan kontak dengan penderita SARS dan limfosit yang ikut menurun, selain itu jika sudah berat oksigen dalam darah akan ikut menurun dan enzim hati akan meningkat. Meski beberapa gejala ini dicurigai sebagai gejala SARS, namun semua gejala ini sewaktu-waktu bisa berubah, dan penelitian terhadap gejala-gejala ini masih terus dilakukan hingga saat ini. Untuk itu anda tidak bisa menebak-nebak kemudian memvonis diri atau orang lain yang mengalami gejala ini dikatakan positif menderita SARS.

2.4. Penularan Penyakit SARS
SARS ini amat menular dan menyebar dari orang ke orang dengan cepat, karena penyebarannya bisa melalui droplet saluran pernapasan atau melalui kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi. Penularan melalui udara, seperti misalkan penyebaran udara, ventilasi, berada dalam satu kendaraan atau gedung yang sama. Hingga saat ini waktu penularan dari individu ke individu lainnya belum diketahui dengan jelas. Untuk sementara waktu penularannya adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernapasan hingga sakitnya ini dikatakan sembuh.
Penularan Penyakit SARS ke beberapa Negara
Epidemi SARS menjadi perhatian publik pada Februari 2004 ketika seorang pengusaha asal Amerika yang berangkat dari Tiongkok menderita gejala yang mirip dengan pneumonia dalam penerbangan menuju Singapura. Pesawat terpaksa mendarat di Hanoi, Vietnam, di mana korban meninggal di rumah sakit. Beberapa dokter dan perawat yang mencoba menyembuhkannya perlahan-lahan menderita penyakit yang sama walaupun prosedur dasar rumah sakit telah diterapkan. Beberapa dari mereka meninggal. Gejala yang ganas dan infeksi yang diderita oleh staf rumah sakit menggemparkan otoritas kesehatan sedunia yang takut akan munculnya epidemi pneumonia baru. Pada 12 Maret 2003, WHO mengeluarkan sebuah peringatan global yang juga diikuti dengan peringatan kesehatan yang dikeluarkan oleh Pusat Pengontrolan Penyakit dan Pencegahan (CDC) Amerika Serikat.
Penyebaran SARS secara lokal terjadi di Toronto, Singapura, Hanoi, Taiwan, Hong Kong, dan provinsi Guangdong serta Shanxi di Tiongkok. Di Hong Kong grup pertama yang menderita SARS keluar dari rumah sakit pada 29 Maret 2003. SARS menyebar di Hong Kong melalui seorang dokter daratan Tiongkok tepatnya di lantai 9 Hotel Metropole di Peninsula Kowloon yang menginfeksi 16 pengunjung hotel. Para pengunjung ini kemudian pergi ke Singapura dan Toronto sehingga menyebarkan SARS di lokasi tersebut.
Pusat Pengontrolan Penyakit (CDC) yang berbasis di Atlanta mengumumkan pada awal April mengenai keyakinan bahwa sebuah jenis virus corona, jenis yang kemungkinan tidak pernah terlihat pada manusia, merupakan perantara menular yang bertanggung jawab terhadap penularan SARS. [3] Transmisi penyakit itu hingga kini belum dapat diketahui secara pasti. Ada anggapan bahwa ia menyebar melalui penghirupan cairan yang dikeluarkan oleh si penderita ketika dia batuk atau bersin. Otoritas kesehatan juga menyelidiki kemungkinan penyebaran lewat udara yang dapat meningkatkan potensi keganasan penyakit.
Kemungkinan penderita SARS menjadi asymptomatic, artinya si penderita bisa menularkan penyakit tanpa mengalami gejala jasmani sehingga dapat menyebar di sebuah populasi tanpa terdeteksi sangat kecil, menurut pejabat WHO. "Apabila penderita asymptomatic memainkan peranan penting, kami mampu mengetahuinya hinga sekarang," ujar juru bicara WHO Dick Thompson kepada Reuters pada April 2004.

2.5. Pencegahan Penyakit SARS
Cara yang terbaik untuk mencegah suatu penyakit adalah menghindari kemungkinan dan sumber penyakit itu sendiri. Begitupun dengan tindakan pencegahan untuk penyakit SARS. Hindari tempat atau area terjadinya kasus SARS seperti daerah pembawa wabah penyakit SARS atau tempat ditemukannya korban yang terinfeksi SARS. Selain itu, hindari kontak intensif dengan orang-orang yang menderita dan terinfeksi SARS dengan alasan apapun karena kontak langsung adalah salah satu penyebaran paling umum yang ditemukan dari para penderitan penyakit ini.
Virus memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan untuk kehidupan manusia. Virus yang berperan menguntungkan, diantaranya dapat dijadikan sebagai antitoksin untuk dapat melemahkan bakteri dan untuk reproduksi vaksin. Sementara itu virus yang merugikan tentunya akan mendatangkan penyakit bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.
Kita memang tidak tahu virus yang beredar dilingkungan apakah menguntungkan atau merugikan. Namun meski begitu hal yang paling penting untuk mencegah penyebaran penyakit akibat virus adalah dengan menjaga pola hidup untuk tetap sehat. Pola hidup seperti ini bisa mulai diterapkan dengan melakukan hal-hal kecil seperti membiasakan mecuci tangan sebelum dan setelah beraktifitas terutama setelah menyentuh benda. Pencegahan lainnya, anda bisa mulai mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus SARS yang mengotori udara.

2.6. Pengobatan Penyakit SARS
Saat ini penggunaan obat yang dianjurkan oleh para medis yang menangani penyakit SARS adalah dengan pemberian antibiotik yang bisa digunakan untuk mengobati pneumonia atipikal yang serius bagi para penderita SARS. Namun apabila pemberian obat ini tidak membuahkan respon setelah berhari-hari, hendaknya penderita diberikan kombinasi obat-obatan seperti oseltamivir atau ribavirin beserta steroid sekaligus, namun tentunya resep ini harus berdasarkan anjuran dokter agar dosisnya disesuaikan dengan kondisi pasien.
Itulah dia pengetahuan mengenai SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan acara pencegahannya. Hingga kini para ilmuwan telah melampaui tahapan penemuan virus SARS sehingga mereka dapat berkonsentrasi untuk menemukan cara mendiagnosa, mencegah dan mengobati wabah ini secara tuntas sehingga dokter dapat mengkonfirmasi pada pasien yang terinfeksi virus mematikan ini. Meski belum didapatkan secara pasti obat atau penangkal yang mampu melawan virus ini, namun untuk mengurangi jumlah pasien yang terinfeksi ada baiknya jika kita mulai menjaga kesehatan dan mulai menjalankan pola hidup yang sehat.
2.7. Diagnosis Penyakit SARS
Sebuah kasus SARS dapat di identifikasi ketika seorang pasien yang mengalami:
salah satu dari gejala-gejala termasuk demam dengan suhu 38 °C atau lebih dan pernah mengalami
Kontak dengan seseorang yang didiagnosis mengidap SARS pada kurun waktu 10 hari terakhir ATAU
mengunjungi salah satu dari daerah yang teridentifikasi oleh WHO sebagai area dengan transmisi lokal SARS (daerah itu pada 10 Mei 2003 adalah sebagian kawasan Tiongkok, Hong Kong, Singapura dan provinsi Ontario, Kanada).

Sebuah kasus kemungkinan SARS mempunyai gejala-gejala di atas berikut hasil sinar-X pada dada yang positif menderita atypical pneumonia atau sindrom pernapasan panik.

Dengan kemajuan tes diagnosis coronavirus yang menyebabkan SARS, WHO telah menambah kategori "SARS menurut hasil laboratorium" untuk pasien yang sebenarnya masuk kategori "kemungkinan" namun belum/tidak mengalami perubahan pada sinar x di dada tetapi hasil diagnosis laboratorium positif menderita SARS menurut salah satu dari tes yang diperbolehkan (ELISA, immunofluorescence atau PCR).

2.8. Tempat – Tempat Yang Terjangkit Penyakit SARS dan Tingkat Kematiannya.
Dibawah ini adalah Jumlah Kasus Kematian Akibat Penyakit SARS di Seluruh Dunia.




Tingkat kematian bervariasi di setiap negara dan organisasi peliput. Pada awal Mei, supaya konsisten dengan metrik yang sama pada penyakit lain, WHO dan CDC AS mengutip 7%, atau jumlah kematian dibagi dengan kasus kemungkinan, sebagai tingkat kematian SARS. Yang lainnya lebih setuju dengan figur 15% yang didapat dari jumlah kematian dibagi dengan jumlah yang telah sembuh atau meninggal, dengan alasan lebih mencerminkan situasi sebenarnya secara akurat. Tatkala wabah berlanjut tingkat kematian mancapai 10%.
Salah satu alasan mengapa mengukur jumlah kematian sulit ialah angka infeksi dan angka kematian meningkat pada kadar yang sama sekali berbeda. Sebuah kemungkinan penjelasan mencakup infeksi sekunder sebagai agen penyebab penyakit ,tetapi apapun penyebabnya, angka kematian sudah pasti akan berubah.
Kematian berdasarkan grup usia terhitung 8 Mei 2003 adalah di bawah 1% untuk orang usia 24 atau lebih muda, 6% untuk mereka yang berusia 25-44, 15% pada usia 45-64 dan lebih dari 50% untuk yang berusia lebih dari 65.
Sebagai perbandingan, kasus tingkat kematian influenza biasanya sekitar 0.6% (terutama pada lansia) tetapi dapat naik hingga 33% pada epidemi lokal yang parah dari mutasi baru. Tingkat kematian jenis pneumonia menular dasar sekitar 70%.
Kemungkinan kasus menurut laporan WHO pada 11 Juli 2003 yang nantinya direvisi**

Negara
Kasus
Tewas
Keluar dari rumah sakit

Tiongkok*
5327
348
4941

Hong Kong *
1755
299
1433

Taiwan *
307
47
***

Kanada
250
38
194

Singapura
206
32
172

AS
71
0
67

Vietnam
63
5
58

Filipina
14
2
12

Jerman
10
0
9

Mongolia
9
0
9

Thailand
9
2
7

Perancis
7
1
6

Malaysia
5
2
3

Italia
4
0
4

Inggris
4
0
4

India
3
0
3

Korea Selatan
3
0
3

Swedia
3
0
3

Indonesia
2
0
2

Makau *
1
0
1

Kolombia
1
0
1

Finlandia
1
0
1

Kuwait
1
0
1

Selandia Baru
1
0
1

Irlandia
1
0
1

Rumania
1
0
1

Rusia
1
0
0

Afrika Selatan
1
1
0

Spanyol
1
0
1

Swiss
1
0
1

Total
8069
775
7452

(*) Daratan Tiongkok, Makau, Hong Kong, dan Taiwan dilaporkan terpisah oleh WHO.

(**) 11 Juli 2003 adalah hari terakhir laporan WHO. Total revisi ternyata lebih rendah di Taiwan, Hong Kong, dan AS.

(***)Total revisi tidak diberitakan.




Grafik ini menunjukkan evolusi manusia yang mungkin terinfreksi, menurut negara utama (Rata-rata 7 hari) dan tingkat kematian pada 2 minggu terakhir. Orang yang mungkin terinfeksi = Kasus kumulatif − Angka kematian − Angka orang yang sembuh. Tingkat kematian = Mati / (Mati + Sembuh)













BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
SARS (severe acute respiratory syndrome ) adalah suatu jenis penyakit pernapasan akibat virus yang pertama kali terjadi di beberapa negara Asia. SARS disebabkan oleh Virus yang bernama SARS-CoV (Coronavirus) yang menyerang saluran pernapasan bagian atas.
SARS pertama kali berkembang di dalam tubuh binatang seperti musang dan babi.. Hal ini berdasarkan temuan ilmuwan akan virus yang sama di dalam tubuh musang dan babi, disamping itu musang dan babi dikonsumsi di Negara Cina.
Penyebaran coronavirus terutama terjadi dirumah sakit dan lingkungan rumah. Coronavirus juga dapat menyebar kepada mereka yang merawat penderita SARS. Penularan terjadi karena kontak yang sangat dekat atau intens dengan penderita, contohnya kontak langsung dengan air ludah dan cairan yang tersembur pada saat batuk serta terhirupnya udara yang telah tercemar oleh coronavirus.
SARS mempunyai gejala mirip seperti flu,seperti demam, myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-spesifik lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 °C . Sesak napas bisa terjadi kemudian.
Pencegahan SARS meliputi Contact person dan Lingkungan. Pencegahan secara contact person yaitu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh kita sedangkan pencegahan secara lingkungan yaitu menjaga kebersihan lingkungan dengan cara selalu membersihkan dalam dan luar rumah.
SARS dapat disembuhkan dengan cara member obat yang mengandung Kortikosoid dan Antivirus Ribavirin. Tetapi, obat ini belum 100% efektif mengobati SARS. Kematian penderita pasien biasanya dikarenanakan adanya penyakit lain yang ada di dalam tubuh penderita, misalnya saja diabetes dan penyakit jantung.

3.2 Saran
1.      Sebaiknya kita harus lebih menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh serta lingkungan.
2.      Sebaiknya kita harus selektif dalam memilih makanan.
3.      Sebaiknya kita harus menggunakan masker dan jaket jika akan bepergian.
Daftar Pustaka

https://www.google.com/search?q=jumah+kasus+Kematian+Akibat+Penyakit+SARS&oq=jumah+kasus+Kematian+Akibat+Penyakit+SARS&aqs=chrome..69i57.1043219j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8#q=jumlah+kasus+Kematian+Akibat+Penyakit+SARS+sampai+sekarang
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SARS&stable=0&redirect=no
http://www.spesialis.info/?penyebab-severe-acute-respiratory-syndrome-(sars),283
http://id.scribd.com/doc/92654156/PENYAKIT-SARS
https://publichealthzone.wordpress.com/tag/epidemiologi-sars/
http://bidanku.com/mengenal-severe-acute-respiratory-syndrome-sars-dan-penanganannya
http://jenis2-penyakit.blogspot.com/2014/05/pengertian-penyakit-sars-gejala-pencegahan.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Penyakit_SARS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Kekuranan Energi Protein

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Kekurangan Energi Protein (KEP) akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein...